You Are Here: Home - Legislatif , Pemilu - Kampanye Caleg: Pendekatan Komunitas Lebih Efektif Ketimbang Spanduk

BANDUNG – Kampanye calon anggota legislatif saat ini masih dilakukan secara konvensional dan cenderung kurang efektif. Penempatan spanduk dan baliho di lokasi-lokasi publik justru menjadi kontra produktif dan melahirkan antipati dari masyarakat lantaran tidak ditata dengan baik.

’Kampanye menggunakan pendekatan komunitas, turun langsung berbaur dengan masyarakat, dan dialog langsung tidak hanya mampu menumbuhkan awareness calon pemilih, tapi juga dapat meyakinkan calon pemilih agar tertambat hatinya pada kandidat atau caleg tersebut,”ungkap praktisi media dan komunikasi strategis, Guntur Subagja, dalam interview on-air RRI Bandung, Sabtu (31/1/09) pagi.

Spanduk, sebenarnya dapat menjadi media untuk membangun awareness dan branding caleg. Namun, karena bentuk, konten, dan penempatan spanduk yang relatif seragam membuat tujuan yang hendak dicapai tidak terwujud. Justru sebaliknya berjejernya spanduk caleg di tempat-tempat publik malah menimbulkan suasana semrawut, yang dapat membuat masyarakat tidak nyaman.

Guntur yang juga managing Director GMN Strategic ini memaparkan, banyak cara yang dapat dilakukan caleg untuk berkampanye. Selain pendekatan komunitas dan pertemuan langsung, caleg juga dapat berkampanye melalui pesan singkat (SMS), tulisan di media massa, atau melalui kegiatan sosial yang langsung manfaatnya dirasakan masyarakat. SMS dapat menjadi salah satu alternatif media yang efektif karena ada sekitar 120 juta pelanggan handphone di Indonesia. ”Kalo Obama membangun jejaring pemilih melalui internet, maka di Indonesia mungkin bisa melakukannya melalui SMS,”katanya. Pengguna internet di Indonesia belum banyak, meski kini terdapat sekitar 25 juta pengguna internet dan terus tumbuh.

Dengan pemilihan berdasarkan suara terbanyak, caleg dituntut mampu membangun personal branding dengan baik dan melahirkan citra yang positif kepada calon pemilihnya. Dengan pola suara terbanyak ini, masyarakat akan memilih caleg-caleg yang benar-benar dikenal atau populer. Ini menguntungkan bagi caleg yang sudah sejak lama berkomunikasi dan membangun jaringan dengan komunitas dan masyarkat, tokoh masyarakat seperti kyai, ulama, atau, guru, dan juga menguntungkan caleg dari kalangan figur publik seperti artis, bitang film atau sinetron dan selebritis lainnya.

Interview yang dipandu penyiar RRI Bandung, Rizki Ramadan, ditanggapi sejumlah pendengar. Seluruh pendengar yang mengomentari melalui telepon menyatakan, berjejeranya spanduk dan baliho caleg di lokasi-lokasi publik membuat masyarkat antipati terhadap para caleg tersebut. Mereka juga melihat tidak banyak caleg yang langsung terjun ke masyarakat.

”Jujur saja samapai sekarang saya masih bingung mau memilih siapa, karena saya sama sekali tidak kenal caleg anggota DPRD dan DPR tersebut,”ungkap Mang Encu dalam komentarnya melalui telepon.
(RRI Bandung, 31 Januari 2009)
http://www.inn.co.id/berita_detail1.php?id=2570
http://www.guntursubagja.blogspot.com/

Tags: Legislatif , Pemilu